RESENSI FILM "DOEA TANDA CINTA"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Judul
:Doea Tanda
Cinta
Tayang
perdana :21 Mei 2015
Genre
:Drama dan Action
Sutradara
:Rick Soerafani
Penulis
naskah :Jujur Pranata dan
Hotnida Harahap
Produser
:Afani Irawan
Produksi
:Inkopad, Benoa, dan cinema
Delapan
Ranting
:Remaja
Durasi
: 90 meni
Pemain :Fedi Nuril, Tika
Bravani, Rendy Kjoernett, Rizky Hanggono, Inggrid Widjanarka, Tio Pakusadewa,
Ernest Samudra, Albert Fakdawer.
Film doea tanda cinta merupakan upaya
terbaru mengangkat kehidupan anggota angkatan bersenjata Indonesia dalam sebuah
sajian layar lebar, sesuatu yang cukup jarang ditemukan dalam film Indonesia,
khususnya memasuki era 2000-an. Film arahan Rick Soerafani berdasarkan scenario
dari Jujur Prananto ini berfokus pada dua taruna bersahabat di akademi militer
(akmil), yang mencintai seorang gadis yang sama. Situasi ini kemudian
mempengaruhi persahabatan mereka, juga berdampak saat tiba waktunya mereka
menjalankan tugas Negara.
Sebagai sebuah karya film, yang harus
diperhatikan adalah Doea Tanda Cinta ini inisiatif dari induk Koperasi Kartika,
sebuah badan usaha yang terdiri dari para angkatan TNI Angkatan Darat kemudian
menggandeng rumah produksi Cinema Delapan dn Benoa. Sehalus apapun ungkapannya,
film ini adalah sebuah upaya promosi, atau paling tidak public relation dari TNI-AD
kepada khalayak. Cukup kentara bahwa film ini diniatkan menjangkau penonton
generasi muda, sebagaimana terlihat dari pemilihan actor popular Fedi Nuril dan
pemeran lain yang relatif masih muda. Tidak salahnya, minimal film ini
mengangkat kembali bahwa di Indonesia ada sebuah profesi bernama tentara, yang
mungkin bukan lagi jadi cita-cita anak-anak zaman sekarang.
Film ini bertujuan membangkitkan nasionalisme dan
kecintaan pada dunia militer Indonesia bagi generasi muda, terlihat dari sisi
sinematografi digarap secara seriusan kemudian bersahabat hingga terlibat dalam
kisah cinta segitiga selama masa pendidikan AKABRI Magelang Jawa Tengah.
Keduanya inilah seorang “anak badung dari Bandung” bagus (diperankan Fedi
Nuril)menjadi tentara, karena desakan sang ibu(Inggrid Widjonarko) yang tak
tahan melihat sang putra pertama terus menerus bermasalah dengan kenakalan
remaja dan tawuran antar kampung. Disisi lain seorang “anak mami” Mahesa
Ksatria(diperankan oleh pendatang baru Rendy Kjaernett) adalah putra seorang
panglima TNI AD bernama Harun yahya(diperankan oleh Tio Pakusadewa), masuk
AKABRI akibat sang ayah merasa kecewa dengan karakter manja dan pemalas sang
putra tunggal. Demi mendapatkan karakter kuat putranya, sang ayah mengirim
putra kesayangannya tersebut ke Akademi Militer untuk mengikuti jejaknya
sebagai seorang aparat penjaga kesatuan NKRI.
Adegan yang dapat mengingatkan kita pada film full
metal Jacket adalah segala suka duka dan kelucuan, ketegangan antar taruna
selama periode militer diAkademi Militer (AKMIL dahulu AKABRI) Magelang.Hal ini berdasarkan kemiripan dasar cerita yaitu ¾
adegan film dihabiskan untuk menceritakan proses kedua tokoh utama dalam film
ini yang menjadi taruna.
Hasil akhir Doea Tanda
Cinta adalah 90 menit yang sama sekali tidak menyimpandari maksud dan tujuan
dibuatnya. Disatu sisi film ini secara detail mempromosikan kehdupan para
taruna Akmil. Dilain pihak ini juga memberikan hiburan yang mudah terkoneksi dengan
penonton luas, yaitu kisah persahabatan dan cinta, plus adegan perang. Belum
lagi dikemas denan kelengkapan teknis nilai tinggi, khususnya penataan gambar
dan suasana.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana unsure intinsik film “Doea Tanda Cinta”
2.
Bagaimana unsure eksrinsik film “Doea Tanda Cinta”
3.
Apa saja yang terkandung dalam film “doea
Tanda Cinta”?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa mampu mengetahui unsur
intrinsic dan ekstrinsik dalam film “Doea Tanda Cinta”
2.
Mahasiswa mengetahui amanat yang terkandung
dalam film “Doea Tanda Cinta”
BAB
II
PEMBAHASAN
Sinopsis
Doea Tanda Cinta
Film
bergenre action, drama dan romance ini bercerita tentang perjuangan sepasang
sahabat di akademi militer. Bagus, pemuda sederhana yang memiliki keinginan
untuk mensejahterakan keluarganya. Niatan tersebut mulai terbersit semenjak
kematian ayahnya. Sang ibu menginginkan ia menjadi seorang anggota militer agar
tidak berkelahi dengan tetangga sekitar. Sedangkan, Mahesa berasal dari
keluarga ningrat. Ayahnya merupakan salah satupanglima tinggi militer. Ia masuk
militer karena tindakannya represif dari ayahnya. Sang ayah kesal dengan Mahesa
karena selama ini hanya menghabiskan uang. Mendapati tekanan tersebut, Mahesa
akhirnya memilih untuk masuk akademi militer sekaligus melanjutkan perjuangan ayahnya.
Bagus
dan Mahesa bertemu di akademi militer dan menjadi sahabat yang erat. Keduanya
menjalani kehiduapan dan belajar hidup disiplin. Awalnya Mahesa tidak betah
dengan kehidupan militer yang begitu ketat. Namun, lambat laun dengan bantuan
Bagus akhirnya ia merasa betah juga.
Setelah
lulus dari akademi militer, mereka bertemu dengan Bramantyo, kakak kelas
tarunanya. Bramantyo kemudian mengajak mereka berdua ke rumah saudaranya.
Disana mereka bertemu dengan Laras, kembang desa yang dewasa. Mereka berdua jatuh
cinta pada pandang pertama. Berbeda
dengan Bagus yang cenderung pendiam, Mahesa lebih berani menyatakan
cintanya. Ia pun sempat membuat Laras bimbang dalam memutuskan pilihanya.
Keduanya pun membuktikan dengan menjadi lulusan terbaik diangkatannya.
Laras akhirnya menerima
lamaran Mahesa tetapi dengan syarat agar Mahesa menyelesaikan kuliahnya dahulu.
Mendapati hal tersebut, Mahesa mulai ragu dengan Laras yang tak kunjung
menyegerakan lamarannya.sedangkan Bagus berusaha menghubungi Laras selah disindir
ibunya agar berani menyatakan cinta pada gadis yang dicintainya. Apalagi, ia
juga mendapat misi untuk menyelamatkan sandera dari LIPI.
Akhirnya
Mahesa bergabung dengan misi penyelamatan sandera yang disekap disebuah hutan
Nahas. Mahesa mendapati situasi terpojok dimedan penyelamatan. Mengetahui hal
tersebut, Bagus langsung mencari Mahesa dan menolongnya. Namun, sayangnya,
Mahesa tidak terselamatkan. Ia tewas sebagai seorang pahlawan.
Pasca
gugurnya Mahesa, Bagus kemudian memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya
kepada Laras. Ia juga menjelaskan niatanya untuk memperistri Laras. Mereka
berdua pun menikah dan menjalani kehidupan denagn bahagia.
1. Unsur
Intrinsik
a) Tema
: Drama dan
Action
b) Latar
:
1). suasana : Menegangkan, Bahagia, Sedih
2). Waktu : pagi, siang, malam
3).Tempat : Magelang
c) Tokoh
dan watak :
1).
Fedi Nuril(Bagus) :Giat,
Gigih, berkemauan Keras
2).
Rendy kjaernett(Mahesa) :
Manja, Ambisus, Pemalas, Keras
3).
Tika Bravani(Laras) :
Lemah lembut
4).
Tio Pakusadewa :Tegas,
Kasih sayang
(ayah
Mahesa)
5).
Inggid Widjonarko :Penyayang,
(
ibu Bagas)
d). Gaya bahasa :
gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia sehingga mudah untuk dipahami.
2. Unsur ekstrinsik
a) Situasi
kondisi :
Film ini bercerita
tentang kehidupan para militer pada saat pendidikan di Magelang yang begitu
ketat. Film ini memberikan gambaran tentang cinta segitiga dan persahabatan
yang erat. Dan setiap alur dari cerita ini memiliki ketegangan, kebahagiaa
tersendiri.
b) Nilai-nilai
dalam cerita :
1). Nilai moral :
Dalam film ini, banyak sekali pesan moral. Misalnya pada
saat Bagus tau bahwa Mahesa masih terjebak dalam medan penyelamatan Bagus
lansung mencarinya meskipun, Bagus kehilangan jejaknya. Dan mereka tetap solid
meskipun mereka sedang merebutkan cinta.
2). Nilai sosial :
c) Kelebihan
:
Film
ini dibuat dari instansi terkait
TNI-AD, selayaknyalah Doea
Tanda Cinta tidak sekadar
menampilkan karakter berprofesi tentara. Sumber informasi tentang kehidupan
militer yang melimpah dan akurat, serta akses pada tempat dan peralatan militer
yang tidak bisa dijangkau sembarang orang, harus dijadikan keunggulan utama. sebagian sudah banyak
menampilkan kehidupan militer yang sebenarnya dengan menggunakan senjata yang
sesungguhnya. Dalam penataan gambar dan suara sudah cukup memuaskan.
d) Kekurangan
:
Dalam
alur film ini Segala elemen di
berhasil film ini ditampilkan sesuai konteks. Akan tetapi, sisi kisah
persahabatan dan romansa yang sebenarnya jadi unsur penting, malah kalah
karismatik dari paparan kehidupan militernya. Salah satu titik yang lemah dari
film ini adalah hubungan persahabatan Bagus dan Mahesa. Keduanya digambarkan
memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda—Bagus dari keluarga sederhana
yang giat sementara Mahesa dari keluarga militer kaya yang manja. Keduanya jadi
sahabat dekat karena posisi bersebelahan di barak, sama-sama meneruskan ke
Angkatan Darat, dan sama-sama dari wilayah Jakarta (sehingga nyaman memakai
sapaan "lo-gue").
Sayangnya, isyarat bahwa mereka punya ikatan persahabatan tidak diperdalam lagi. Persahabatan mereka tidak berbeda dari hubungan mereka dengan kawan-kawan seangkatan lain, hanya berbeda di jumlah kemunculan di layar. Akibatnya salah satu poin penting di adegan akhir—ketika Bagus melakukan aksi bak Rambo, kurang memiliki motivasi yang kuat Begitu juga dalam percakapan antara Bagus dan Mahesa yang terlihat kaku yang mana memperlihatkan kecanggungan, kekakuan dan saling tunggu-tungguan.
3. Amanat
a) Untuk
tidak berambisius untuk sukses tanpa perjuangan
b) Memberikan
pengajaran tentang tanggung jawab yang diemban
c) Kedisiplinan
dalam keseharian
d) Menjadi
seorang tentara bukanlah cita-cita tapi kesetiaan akan Negara NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar